TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Jakarta Elektrik PLN berlaga pada pekan pertama Proliga 2022, kamera siaran televisi kerap mengarah pada Nurlaili Kusumah Diningrat. Paras dan kemampuannya membuat ia seperti menjadi magnet.
Nurlaili Kusumah merupakan salah satu pemain muda yang tampil di Proliga 2022. Usianya baru 19 tahun. Namun, kemampuannya sudah banyak dipuji. Ia antara lain menjadi bagian dari tim Jawa Barat yang menjuarai Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, tahun lalu.
Sepak terjang Nurlaili Kusumah dalam kompetisi bola voli profesional masih seumur jagung. Dia mengawali debut sebagai pevoli saat berusia 14 tahun, ketika masih duduk di bangku kelas dua SMP. Kemudian dia juga pernah membela sejumlah klub besar Proliga seperti Jakarta BNI Taplus.
Meski masih berusia belia, kala itu Nurlaili tampak tak canggung beradaptasi dengan para senior. Dia juga tak gentar berhadapan dengan pemain asing yang memiliki postur lebih tinggi.
Karier Nurlaili tak lepas dari sosok sang pelatih Risco Herlambang yang kini juga menjadi arsitek dari Jakarta Elekterik PLN. Nurlaili pun mengakui hal tersebut.
Menurutnya, Risco adalah pelatih yang pertama kali memberikan kepercayaan Nurlaili tampil dalam Proliga. Gemblengan keras Risco membuat bakat Nurlaili makin terasah.
"Latihan di bawah Coach Risco memang sangat berat sekali, tapi ini sudah jadi pilihan saya dan harus dipaksain kalau ingin menjadi pemain bagus,” ujar Nurlaili dalam rilis Jakarta Elekterik PLN, Rabu.
Dalam kesempatan ini, Nurlaili juga bercerita awal mula menekuni olahraga voli hingga bisa tampil dalam gelaran Proliga. Anak dari pasangan Dandan Gunadi dan Irawati ini awalnya diminta oleh guru olahraganya untuk mengikuti ekstrakurikuler bola voli di sekolah lain.
Melihat bakat yang dimiliknya, sang guru pun memintanya untuk masuk klub pembinaan khusus bola voli agar bakatnya lebih terasah dan terarah.
Kemudian dia pun bergabung dengan klub Wahana dan keputusan ini terbilang tepat. Sebab, di sini dia bertemu dengan Coach Risco. Meski awalnya sempat merasa tak kuat, dirinya terpacu untuk bisa lebih baik agar bisa terus berkembang.
"Soalnya latihannya full dari Senin sampai Sabtu. Pas awal-awal masuk sempat sakit karena belum terbiasa latihan keras. Tidak sampai pingsan, hanya sesak napas sama lemas banget setelah latihan," kata Nurlaili.
Bersama Wahana, dia juga lebih mendalami posisi open spiker, padahal awalnya dia mengaku dapat bermain di posisi mana pun. Kejelian Coach Risco juga yang mengarahkannya untuk menjadi seorang open spiker.
Dengan berbekal pengalaman Proliga 2018 dan 2019 sebagai pemain rotasi, Nurlaili menjadikan PLN Mobile Proliga 2022 sebagai ajang untuk meraih prestasi sebagai pemain utama.
Melihat permainan menjanjikan dari Nurlaili pada ajang PLN Mobile Proliga, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, optimistis masa depan voli nasional bakal cerah.
"Semoga pemain-pemain voli muda dan bertalenta seperti Nurlaili dan yang lainnya dapat terus mengasah dan menunjukkan kemampuannya dalam gelaran PLN Mobile Proliga, sehingga kelak dapat diandalkan juga bagi Tim Nasional Indonesia dalam ajang Internasional," kata Agung.
Selanjutnya: Rekap Hasil, Jadwal, dan klasemen Proliga 2022